Perempuan Malas Ber-KB



img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Satu hal yang bikin perempuan malas menggunakan kontrasepsi adalah membuat tubuhnya gemuk. Benarkah alat kontrasepsi membuat tubuh perempuan gemuk?

"Apapun cara atau metode kontrasepsi yang dipilihnya baik itu pil, suntik atau IUD jika memang cocok pasti akan membuat tubuhnya gemuk," ujar Prof Dr dr Biran Affandi, SpOG disela-sela acara Pelantikan Duta OC 2011 di Novotel Mangga Dua, Jakarta, Jumat (18/2/201).

Prof Biran menuturkan hal ini karena jika seseorang menggunakan kontrasepsi maka ia tidak akan khawatir mengalami kehamilan serta mengurangi kadar stres yang biasa muncul setiap perempuan mau menstruasi. Kondisi ini membuat hidup seseorang menjadi lebih tenang sehingga ia akan makan lebih banyak dan membuat tubuhnya menjadi lebih gemuk.

Namun tubuh gemuk yang terjadi merupakan salah satu efek yang menandakan bahwa seseorang cocok dengan metode kontrasepsi tersebut. Meski begitu sebenarnya ada banyak manfaat lain yang bisa didapatkan jika seseorang memilih menggunakan kontrasepsi.

Misalnya saja penggunaan pil KB akan membantu menekan ovulasi dan membuat lapisan selaput lendir rahim menjadi lebih tipis sehingga darah yang keluar tidak terlalu banyak dan mengurangi nyeri saat menstruasi, mengurangi kemungkinan terkena kanker ovarium, serta pil KB yang dikonsumsi juga bisa mencegah infeksi masuk ke dalam rahim karena membuat cairan serviks menjadi lebih kental.

Untuk menentukan kontrasepsi apa yang digunakan maka harus diketahui terlebih dahulu apa tujuan seseorang menggunakan kontrasepsi yaitu:

  1. Jika ingin menunda kehamilan maka pilihan terbaik adalah pil KB karena cepat mengembalikan kesuburan
  2. Jika ingin memberi jarak terhadap anak berikutnya atau sedang menyusui maka pilihan terbaik adalah IUD (Intrauterin device) atau dikenal dengan spiral
  3. Jika ingin mengakhiri atau tidak ingin memiliki anak lagi maka pilihan terbaik adalah melakukan sterilisasi yang bisa dilakukan untuk laki-laki dan perempuan.

"Dalam pemilihan metode kontrasepsi itu seperti konsep kafetaria, yaitu disediakan berbagai pilihan kontrasepsi tapi untuk keputusan terakhirnya kembali ke orang tersebut metode apa yang ingin digunakannya," ujar profesor yang berpraktek di RSCM.

"Untuk saat ini kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik KB, ini karena masih banyak masyarakat yang merasa kalau belum disuntik berarti belum diobati," ungkapnya.

Hal ini senada dengan hasil SDKI 2007 bahwa masyarakat yang menggunakan kontrasepsi suntik sebanyak 58,2 persen, menggunakan pil KB sebanyak 22,73 persen, menggunakan implan atau susuk sebanyak 4,16 persen dan menggunakan sterilisasi sebanyak 4,16 persen.

Selain itu berdasarkan data dari Puslab BKKBN diketahui sekitar 44,05 persen masyarakat mendapatkan kontrasepsi melalui bidan praktek swasta, selebihnya sekitar 17 persen dari klinik pemerintah, 2,69 persen dari klinik swasta dan 15,72 dari dokter praktek.

Meski demikian upaya untuk menurunkan jumlah kelahiran pada keluarga miskin sampai saat ini masih belum menunjukkan hasil yang bermakna, walaupun cenderung menurun tapi belum mencapai sasaran ideal yaitu mencapai angka kelahiran 2,1.

"Berdasarkan SDKI 2007 diketahui angka kelahiran pada keluarga miskin masih tinggi yaitu sekitar 3-4 anak, sehingga risiko kematian ibu melahirkan juga tetap tinggi," ujar Dr dr Sugiri Syarief, MPA selaku Ketua BKKBN.

Sugiri menuturkan hal ini juga dipengaruhi oleh menurunnya pemakaian pil kontrasepsi pada perempuan yang sudah menikah. Beberapa hal diketahui menyebabkan seseorang berhenti menggunakan kontrasepsi yaitu:

  1. Takut akan efek samping yang muncul seperti gemuk atau bercak-bercak di kulit, sebesar 26 persen.
  2. Ingin hamil kembali sebesar 5 persen
  3. Mengalami kegagalan dengan kontrasepsi sebesar 2 persen
  4. Dan alasan lainnya sebesar 3 persen

"Hal ini bisa disebabkan adanya ketidaktepatan pemilihan kontrasepsi, kurang tepatnya informasi yang diterima oleh masyarakat mengenai kontrasepsi atau waktunya tidak tepat dalam memberikan pengetahuan tentang kontrasepsi," ungkapnya.

Untuk itu diperlukan pemahaman dan edukasi yang tepat mengenai kontrasepsi, sehingga masyarakat tidak merasa ragu dalam menggunakan alat kontrasepsi baik itu pil, suntik, IUD, implan atau susuk maupun sterilisasi. Jika KB berjalan dengan baik maka ledakan penduduk tidak akan terjadi.

(ver/ir
KOTAK KOMENTAR
Baca Juga
Sebarkan ini ke: Twitter Google+

0 comments :

Post a Comment