Inilah, Pahlawan-pahlawan Fukushima




Saat ini, lima puluh staf pusat tenaga nuklir tetap berada di lokasi bencana, di Fukushima. Mereka mengendalikan pusat nuklir di sana. Nasib ratusan ribu penduduk Jepang ada di tangan mereka. Tingkat radiasi dan risiko yang mereka hadapi, patut membuat mereka dianggap pahlawan. "Tapi mereka tidak dikorbankan sembarangan, kok."

Keadaan di pusat nuklir Fukushima Daiichi sangat berbahaya, itu terlihat dari evakuasi 800 staf oleh Tepco, perusahaan pengelola pusat nuklir tersebut. Api dan ledakan telah melukai 15 karyawan. Namun yang lebih berbahaya dari eksplosi adalah radiasi radioaktif.

Pahlawan
Per tahun orang "boleh" kena radiasi sebesar 50 millisivert (mSv, jumlah satuan radiasi). Namun, karena sekarang pusat nuklir rusak dan materi radioaktif bertebaran di mana-mana, radiasinya jauh lebih tinggi, kata fisikawan Wim Turkenburg dari Universiteit Utrecht. Apakah menurutnya kelima puluh staf Fukushima patut dianggap pahlawan?

"Radiasinya tinggi, yaitu 400 mSv per jam, sedangkan seseorang maksimal hanya boleh terkena 50 mSv per tahun. Artinya, dalam beberapa menit, Anda harus langsung meninggalkan tempat itu. Jadi kalau orang-orang ini tetap di sana, radiasi yang mereka hadapi sangat berbahaya. Mereka akan terkena penyakit-penyakit yang ditimbulkan radiasi nuklir. Mereka memang pantas dianggap pahlawan."

Folkert Draaijsma dari Lembaga Riset dan Konsultasi Nuklir (NRG) di Petten memberi gambaran lain. Menurutnya, tak mungkin sejumlah orang dikorbankan begitu saja. "Tak ada pengorbanan sembarangan, seperti yang terjadi di Tsjernobyl. Waktu itu di Tsjernobyl, sejumlah orang dikirim ke pusat radiasi tanpa rencana atau perlindungan khusus. 245 karyawan terkena radiasi lebih dari 1000 mSv, 28 di antaranya meninggal."

Perlindungan
Di Fukushima tak semua perbaikan bisa dilakukan dari ruang kontrol, seringkali mereka harus masuk ke reaktor. Setelah Selasa (15/03) api di reaktor 4 berhasil ditangani, sekarang waktunya mendinginkan uranium di reaktor-reaktor tersebut. Salah satunya dengan cara memompa air laut ke dalam. Kostum khusus yang dipakai karyawan hampir tidak ada gunanya.

Pada tingkat radiasi tinggi, karyawan mungkin bisa mencari perlindungan dari "dinding" yang "menyerap" radiasi. Selain itu, kostum pengaman mereka juga dilengkapi pengukur radiasi. "Ketika, misalnya, seseorang sudah terkena radiasi lebih dari 400 mSv, ia dikirim ke luar," kata Folkert Draaijsma.

Walaupun, menurut kabar terakhir, bahan radioaktif ikut bertiup dengan angin barat ke arah laut, dan tingkat radiasi berbeda di tiap daerah, masih belum jelas berapa besar risiko untuk para staf yang tetap berada di reaktor. Namun keberadaan mereka di sana sangat krusial, karena jika tak ada yang memonitor, keadaan di reaktor bisa bertambah buruk, kata Wim Turkenburg.

"Misalnya, jika ada masalah dengan mesin pendingin, tak ada yang bisa dilakukan. Reaktor akan terlalu kering dan panas, dan nuklir akan meleleh. Itu akan menyebabkan lebih banyak radioaktif lepas dan akan terbawa angin ke tempat yang lebih jauh lagi."

Akibat
Tiga staf saat ini dirawat di rumah sakit, mereka menunjukkan gejala pasca radiasi. "Terlalu banyak radiasi membuat Anda jadi mual, semacam mabuk radiasi," kata Folkert Draaisma. "Radioaktif merusak kerja saluran pencernaan." Orang yang terkena radiasi sangat tinggi (sekitar 10.000 mSv), bisa meninggal seketika. 100 mSv saja sudah bisa menimbulkan kanker.
KOTAK KOMENTAR
Baca Juga
Sebarkan ini ke: Twitter Google+

0 comments :

Post a Comment