Barrack Obama di Indonesia, Jatuh dari Becak sampai Babak Belur

Saking pengennya ngerasain naik beca entu Obama main ke Indonesia sembunyi sembunyi eeeee.. tetep az ada paparazi yang sempat ambil gambar bapak Obama yang menjabat Presiden Amerika, kasihan gaaan.. pas lagi nyungsep jatuh dari becaknya lagi.. weleh weleh cekibrooootttt..

kkkkkk… kasihan ya gaaan.. tukang becaknya grogi gan sampai Obama jatuh dari becaknya.. kkk.. cekidoooooot..
BERITA SEBENARNYA :
Patung Presiden Amerika Serikat Barack Obama naik becak karya Wilman Syahnur terpilih sebagai satu dari tiga karya terbaik dalam Indonesia Art Award 2010. Lewat karya yang berjudul “Membuat Obama dan Perdamaian yang Dibuat-buat”, seniman Yogyakarta itu berhak memperoleh hadiah Rp 50 juta. Dua seniman lain yang terpilih adalah Erwin Windu Pranata dari Bandung dengan karya “The Good, The Bad, and The Restless” dan Tatang Ramadhan Bouqie, mantan ilustrator majalah Tempo, dengan lukisan “Teater dari Saluran 99”.
Juri lomba seni rupa ini juga memutuskan untuk memberi penghargaan khusus (special mentioned) untuk karya seni grafis “Police Shoot Them” karya Ariswan Adhitama dan instalasi dinding “Aman Suraman Smile”, berupa barisan 12 helm yang dilukis, karya MG. Pringgotono. Kedua seniman ini masing-masing mendapat hadiah uang sebesar Rp 15 juta. Kelima karya ini dipilih di antara 95 karya finalis, yang disaring dari sekitar 1.300 karya dari seluruh Indonesia. Semua karya itu diseleksi ketat oleh tim juri yang terdiri dari Jim Supangkat sebagai ketua, Asmudjo J. Irianto, Suwarno Wisetrotomo, Rizki A. Zaelani, dan Kuss Indarto.
Jim Supangkat membacakan nama-nama para pemenang itu pada pembukaan Pameran Seni Rupa Indonesia Art Award 2010 “Contemporaneity” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, pada Kamis (17/6) malam. Pada kesempatan itu juga diumumkan soal penegasan bahwa pameran yang digelar rutin setiap dua tahun oleh Yayasan Seni Rupa Indonesia pimpinan Miranda S Goeltom ini sebagai biennale seni rupa. Pameran ini menampilkan 94 karya finalis dan pemenang lomba seni rupa ini. Pameran ini mengangkat tema “contemporaneity” atau kesejamanan, yang dielaborasi oleh Jim Supangkat, ketua juri IAA, dengan mengajak untuk mendiskusikan kembali apa itu wacana seni rupa kontemporer.
Jim, misalnya, tertarik pada penghubungan kesejamanan dengan tegangan di antara globalisasi yang membawa tanda-tanda hegemoni dengan keanekaragaman yang dilepas oleh dekolonisasi. Tegangan ini menunjukkan pertarungan citra seni kontemporer global yang sekarang ini terjadi. Pertarungan citra ini berpangkal pada pertanyaan: apakah seni kontemporer global memunculkan keseragaman atau justru keragaman.
KOTAK KOMENTAR
Baca Juga
Sebarkan ini ke: Twitter Google+

0 comments :

Post a Comment